SISTEM INFORMASI MANAJEMEN “PT. PERTAMINA ( PERSERO ) UPMS VI BANJARMASIN”


BAB I
PENDAHULUAN
        
A.                LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi pada saat ini ikut memacu perkembangan teknologi, salah satunya dalam bidang teknologi informasi. Kemutakhiran data merupakan salah satu aspek penting yang tidak boleh dikesampingkan oleh para pelaku bisnis. Dengan demikian persaingan bisnis yang terjadi menjadi sangat kompetitif. Dalam hal ini, untuk terus dapat bertahan ditengah kondisi yang ada, maka perusahaan harus memiliki strategi – strategi jitu dalam menyikapi perubahan yang ada. Untuk itu pihak manajemen diharapkan mampu mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi membutuhkan tanggapan strategis, maka sangat dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif.

Suatu keterandalan sistem informasi yang ada mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam sebuah lingkungan bisnis, karena dengan hal itu sangat membantu manajemen untuk menyediakan informasi dalam mengambil keputusan - keputusan strategis yang dibutuhkan. Karena pentingnya kebutuhan sebuah sistem informasi maka perusahaan perlu mempertimbangkan sistem yang telah digunakan dan yang akan dikembangkan agar kedepannya menjadi sebuah sistem yang efektif dalam mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. Namun kesuksesan suatu sistem informasi tidak hanya dilihat melalui bagaimana sistem tersebut dapat menghasilkan informasi dengan baik, tetapi juga melalui kesesuaiannya dengan lingkungan organisasi dan para pengguna yang membutuhkan atau menggunakan informasi yang dihasilkan tersebut.

Perusahaan yang menyadari pentingnya peningkatan kinerja dari sistem informasi akuntansi yang sedang dipakai, akan selalu memperhatikan faktor - faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja dari sistem informasi akuntansi misalnya keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan, komunikasi yang baik dan juga partisipasi yang baik dari karyawan akan menimbulkan rasa puas pada karyawan dan rasa puas ini akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih giat dan bersemangat sehingga dengan semangat yang tinggi perusahaan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Banyak perusahaan yang mengimplementasikan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.

 Maka dari itu dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu diperhatikan keterlibatan pemakai karena ini berkaitan dengan pihak yang nantinya akan menggunakan atau memanfaatkan informasi yang dihasilkan. Di samping itu juga kemampuan teknik personal sistem informasi apabila kemampaun yang dimiliki oleh personal kurang maka perlu program pelatihan dan pendidikan pemakai yang tidak kalah penting untuk itu perlu dukungan dari manajemen puncak PT. PERTAMINA (PERSERO) .

Dengan adanya liberalisasi dalam bidang BBM, menyebabkan terjadinya persaingan ketat di bidang distribusi dan pemasaran BBM, didorong oleh sikap konsumen yang semakin kritis. Situasi ini nyaris tidak menyisakan waktu bagi Pertamina untuk bertindak terlambat dan berpikir setengah – setengah. Hal itu memacu kebutuhan akan suatu sistem informasi akuntansi yang handal agar proses distribusi dan pemasaran oleh tiap – tiap depot yang dinaungi oleh PT. PERTAMINA ( PERSERO ) UPMS VI BANJARMASIN, bisa seefisien mungkin serta mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan.


B.                 RUMUSAN MASALAH
1.                  Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Akuntansi PT.PERTAMINA?
2.                  Bagaimana Sistem Informasi Manajemen PT. PERTAMINA?
3.                  Bagaimana Informasi SPBU PT.PERTAMINA?
4.                  Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Pemasaran PT. PERTAMINA?
5.                  Bagaimana Sistem Informasi Manajemen SDM PT. PERTAMINA?

C.                TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Sistem Informasi manajemen.Tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat mengetahui system informasi manajemen apa saja dan berbasis apa saja yang diguankan PT.PERTAMINA (PERSERO). Semoga bisa bermanfaat.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI  PT. PERTAMINA
1. Kebijakan umum
a. Teknologi informasi yang dibangun harus memiliki nilai yang sangat strategis dalam mendukung terciptanya produk atau jasa Perusahaan yang unggul dan kompetitif.
b. Investasi teknologi informasi harus mempertimbangkan aspek keuntungan berupa pengurangan biaya dan kemudahan memperoleh informasi.
c. Direksi menetapkan fungsi teknologi informasi yang :
1)  bertanggung jawab untuk mewujudkan rancangan menjadi konstruksi yang detil
2) bertindak sebagai konsultan dengan melakukan komunikasi secara rutin dengan pihak pengguna (users)
3)  memfasilitasi berlangsungnya pelatihan teknologi informasi
4) dibebaskan dari kegiatan pengadaan barang dan jasa yang berhubungan dengan kegiatan teknologi informasi.
d. Fungsi teknologi informasi menerapkan mekanisme penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa perangkat-perangkat dan sistem yang digunakan dalam teknologi informasi telah berada pada kualitas dan tingkat layanan yang diharapkan.
e. Fungsi pemakai (user) menerapkan penjaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan bahwa data/informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi telah berada pada kualitas, kuantitas dan waktu yang diharapkan.
f. Untuk memperoleh pemanfaatan yang aman dan optimal, fungsi teknologi informasi harus menerapkan kendali-kendali terkait dengan aktivitas TI.


2. Tahapan
Perusahaan harus memaksimalkan penggunanan teknologi informasi melalui tahapan-tahapan yang sekurang-kurangnya meliputi :
a. Tahap Pra-Implementasi, yang mencakup:
1) Pencanangan visi dan misi di bidang teknologi informasi
2) Penyusunan rencana strategis di bidang teknologi informasi yang sejalan (align) dengan strategi bisnis Perusahaan.
3) Penyusunan rancangan dan desain teknis
4) Penjabaran rancangan dan desain teknis teknologi informasi ke dalam konstruksi sistem secara fisik dan fungsional.
b. Tahap Implementasi, yang meliputi:
1) Perencanaan yang matang
2) Pelatihan dan pengembangan SDM
3) Pembakuan/standardisasi mutu layanan
4) Evaluasi dan pengendalian sistem
5) Penerapan sistem penanganan darurat (disaster recovery planning atau contingency planing).
c. Tahap Pengembangan
Pengembangan teknologi informasi harus dilaksanakan dalam koridor penerapan teknologi informasi yang terintegrasi dan handal melalui:
1)      Penyusunan master plan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi.
2)      Penerapan Executive Information System dan/atau Decision Support System


B.      SISTEM – SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. PERTAMINA
Pada PertaminaTeknologi informasi sangat luas cakupannya, dari mulai yang menggunakan media audio, mediavisual sampai media pandang dengar/audio visual, ke depan pertamina harus memiliki Management Information System (MIS) yang canggih untuk percepatan arus data dan informasi sehingga perusahaan memiliki bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan pengambilan keputusan. System informasi (TI) juga harus dapat memperbaiki proses bisnis pertamina untuk menuju proses bisnis yang lebih kompetitif. Terutama pada Sistem Informasi Manajemen yang harus dibahas. Peran TI tak diragukan, dari mulai bagaimana menunjang pekerjaan engineer dihulu sampai bagaimana menunjang supply chain management dikilang atau SPBU-SPBU, juga pengadaan barang dan jasa (procurement) mau tidak mau harus bersentuhan dengan teknologi.Menyikapi era globalisasi, pelaksanaan barang/jasa dapat menggunalan sarana elektronik, baik internet, electronic data interchange, maupun e-mail.


1.      SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI PT.PERTAMINA

Sistem akuntansi PT. PERTAMINA menggunakan sebuah sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise Resource Planning ) dari SAP R/3 ke generasi mySAP sistem yang dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem manual dalam hal pencatatan ke sistem komputerasi yang terintegrasi dan real time. Penerapan software mySAP agar dapat memberikan data analitis untuk mendukung proses pengambilan keputusan jajaran manajemen di PT. PERTAMINA ( PERSERO ) pada umunya dan PT. PERTAMINA (PERSERO ) UPMS VI BANJARMASIN pada khusunya .
Modul atau fasilitas yang disediakan mySAP 2005 antara lain untuk transaksi bisnis, intelijen bisnis, dan manajemen perusahaan strategis untuk pengambilan keputusan. Software ini hanya sekedar alat dari sebuah sistem informasi akuntansi , yang membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.Untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan terhadap sistem informasi akuntansi yang dikembangkan, maka dalam pelaksanaannya manajemen harus memperhatikan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, sebab suatu sistem akan tidak efektif dalam membantu perkerjaan apabila ketika penentuannya tidak melibatkan pemakai sistem informasi akuntansi.
Kemampuan teknik personal sistem informasi, arti suatu sistem informasi akuntansi akan lebih bermanfaat dalam membantu aktivitas apabila setiap personel yang menggunakan sistem informasi akuntansi tersebut memilikikemampuan teknik untuk mengoperasionalkan sistem informasi akuntansi tersebut. Dukungan manajemen puncak juga memiliki pengaruh dalam penggunaan suatu sistem informasi akuntansi karena sistem yang dipilih oleh manajemen puncak pasti bertujuan untuk memajukan perusahaan.

2.      SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA

Pertamina memanfaatkan e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-Auction. Pertamina mendahulukan bagian ini. Aplikasi e-Auction pertamina serta teknologi dikembangkan oleh Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI). Sedangkan sisi pelaksanaan dilakukan fungsi LayananUmum dan Fungsi Pengadaan di Dekrorat/Unit lain yang berada di luar cakupan LayananUmum, yang kemudian diikuti berbagai fungsi dan unit sebagai user-nya. Secara gampangnya pengertian e-Auction adalah negosiasi melalui system secara electronic dengan mencari harga terendah dalam rangka pengadaan barang/jasa.Pelaksanaan e-Auction dilakukan disebuah bidding room.
Di ruangan inilah negosiasi melalui system e-Auction dilakukan. Ruangan ini dilengkapi perangkat komputer yang saling terhubung membentuk Local Area Network (LAN). Setiap peserta penyedia barang/jasa (bidder) yang mengikuti e-Auction harus terlebih dahulu lulus evaluasi administrasi dan teknis, serta telah menjalani pelatihan untuk menggunakan aplikasi Auction Pertamina dilakukan pada pengadaan barang/jasa secara manual. Hal terpenting lain yang berbeda adalah kalau dalam proses manual menetapkan pemenang langsung pada penawar harga terendah urutan pertama. Sedangkan dalam e-Auction penawar harga terbaik/terendah dari urutan satu sampai lima.Sampai diperoleh penawar dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga terendahsebelum e-Auction. Cepat, efisien, fair, dan bebas KKN. Bahkan bisa diperoleh selisih antara penawaran terendah (proses pra e-Auction) dengan harga yang diperoleh penghematan dalam pengadaan barang/jasa sebesar Rp 72,4 miliar.





3.      SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA

Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses operasional denganmenerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang ketat Pencatatan dari data customer,stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer dan lain lain. Produk ini custom dan cocok untuk pengelola SPBU . Dilengkapi dengan sistem pelaporan yang sistematis dan akurat. SistemInformasi SPBU ini dibuat dengan sistem multi user yang memungkinkan pengaksesan sistem informasi oleh beberapa user yang berbeda dalam suatu waktu. Sistem ini dirancang dengan sistem keamanan yang handal yang mana setiap level user diset dalam ruang lingkup pekerjaanyang berbeda berdasar urutan otorisasi.
               
Feature Program:Modul Master : Menu Tanki SPBU, Menu master, Pompa Master Produk/ Minyak, Master Supplier, Master Petugas SPBU, Master Customer.Modul Transaksi: Transaksi Order Pembelian Ke Pertamina, Masuk Produk/Minyak, DepositCustomer Ke SPBU, Penjualan Kupon, Penjualan Tunai, Input kas harian, Koreksi Stok,Modul Laporan : Menu Laporan Stock, Laporan Data Customer, Pembelian Ke Supplier,Pembelian Detail, Laporan Detail Pembelian, Laporan Pembelian Per Supplier, Pembelian Per Produk, Laporan Nota Penjualan Harian, Laporan, Resume Penjualan Harian, Laporan NotaPenjualan, Laporan Detail Penjualan, Laporan Penjualan Per Tanki, Laporan Penjualan Per Produk, Laporan Penjualan Per Customer, Laporan Penjualan Per Perpetugas, Laporan Stok Per Produk, Laporan Kartu Stok, Laporan Detail Stok, Laporan Laba Penjualan, Laporan ResumeHarian, Laporan Kas HarianAgenda Transformasi PertaminaPerubahan Paradigma Manajemen dan Sumberdaya Manusia. Transformasi Kegiatan Usaha diSektor Hulu sebagai Penghasil Pendapatan Utama Perusahaan. Transformasi Kegiatan Usaha diSektor Hilir sebagai Ujung Tombak Perusahaan dalam Interaksi dengan Konsumen.Transformasi Restrukturisasi Korporat: Keuangan, SDM, Hukum, IT, dan Administrasi Umum,termasuk Penanganan Asset.Hasil yang diinginkan dari transformasi pertamina adalah:Pertamina ke depan sebagai perusahaan panutan (role model) di Indonesia



4.      SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMASARAN PT. PERTAMINA
Pemasaran merupakan sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi,segala kegiatan dalam hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan keinginan manusiamerupakan bagian dari konsep pemasaran.Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yangmenangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertaminamelakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat initersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), AgenMinyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS),serta Premium Solar PackedDealer(PSPD).
Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk difungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah staf, kualitas, dan kuantitas, peralatan, dan fasilitas, format fisik, dan produk dan pelayanan.Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian BahanBakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. SPBUyang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf internasional.


5.      SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDM PT. PERTAMINA

Berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis. Untuk mencapai hal tersebut di atas,Perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk pengembangan SDM:
Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten sehingga para pekerja memiliki kompetensi, ketrampilan, dedikasi, kinerja dan produktivitas yang tinggi.
Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang kompetitif sertamemberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar perusahaan migas di Indonesiadan peraturan yang berlaku.
Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi

Strategi korporat ini menjadi dasar untuk pengimplementasian program pengembangan SDM.Perusahaan memiliki keyakinan bahwa pengembangan SDM merupakan investasi jangka panjang sehingga Perusahaan memiliki komitmen terhadap program pengembangan yang sistematik dan berkelanjutan untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan bisnis. Perusahaan telah mengimplementasikan proses rekruitmen dan seleksi pekerja yang transparanguna memperoleh ahli dan lulusan Sarjana baru untuk regenerasi. Proses rekruitmen dan seleksiawal dilaksanakan melalui pihak ketiga yang independent seperti Universitas Indonesia,Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjadjaran.Melanjutkan kebijakan tahun 2001,
Perusahaan telah mengembangkan sistem dan program manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir  pekerja Pertamina dimasa mendatang. Untuk menciptakan budaya perusahaan yang mendukung proses transformasi, Perusahaan telah melakukan program sosialisasi untuk nilai-nilai unggulanyang dikenal dengan FIVE-M (Focus, Integrity, Visionary, Excellence and Mutual Respect).Untuk pengukuran kinerja, Perusahaan menggunakan Ukuran Kerja Terpilih dan IndeksProduktivitas. Pengukuran ini meningkatkan pengembangan yang berkelanjutan untuk mempercepat pencapaian status sebagai perusahaan bertaraf internasional.
                             




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Pada PertaminaTeknologi informasi sangat luas cakupannya, dari mulai yang menggunakan media audio, mediavisual sampai media pandang dengar/audio visual, ke depan pertamina harus memiliki Management Information System (MIS) yang canggih untuk percepatan arus data dan informasi sehingga perusahaan memiliki bahan yang cukup untuk kegiatan operasional dan pengambilan keputusan.
1.      SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI PT.PERTAMINA
Sistem akuntansi PT. PERTAMINA menggunakan sebuah sistem informasi berbasis ERP ( Enterprise Resource Planning ) dari SAP R/3 ke generasi mySAP sistem yang dapat menjadi sebuah alat perubahan dari sistem manual dalam hal pencatatan ke sistem komputerasi yang terintegrasi dan real time.
2. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PERTAMINA
Pertamina memanfaatkan e-Procurement terdapat salah satu proses yang disebut e-Auction. Pertamina mendahulukan bagian ini. Aplikasi e-Auction pertamina serta teknologi dikembangkan oleh Divisi Sistem Bisnis dan Teknologi Informasi (SBTI).
3. SISTEM INFORMASI SPBU PT.PERTAMINA
Sistem Informasi SPBU suatu sistem software yang akan membantu proses operasional denganmenerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU yang ketat Pencatatan dari data customer,stok minyak, deposit di pertamina, Kupon Customer dan lain lain.
4. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMASARAN PT. PERTAMINA
Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yangmenangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga.
5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SDM PT. PERTAMINA
Perusahaan telah mengembangkan sistem dan program manajemen karir berdasarkan kemampuan dan kinerja (merit system). Program dan sistem tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan transparansi dalam pengembangan karir  pekerja Pertamina dimasa mendatang.

STRATEGI INVESTASI OBLIGASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  . LATAR BELAKANG
Investor pada umumnya merupakan pihak yang tidak menyukai risiko tetapi menginginkan pengembalian yang maksimal, untuk itulah investasi disektor keungan menjadi tujuan utama dikalangan investor, karena menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor riil aset maupun pasar uang. Meskipun investasi dipasar modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, namun perlu diingat bahwa semakin besar pengembalian, maka risiko-nya akan semakin besar pula.
Melalui strategi investasi pada obligasi investor dapat mempertimbangkan pilihan apa saja yang terbaik dalam berinvestasi pada obligasi yang ada dan dapat membantu investor dalam menanggulangi risiko yang tinggi dan mendapatkan pengembalian yang maksimal.

1.2. TUJUAN PENULISAN
Membantu mahasiswa menambah wawasan dan mengetahui ruang lingkup strategi investasi obligasi melalui:
1.      Pengelolaan Portofolio Obligasi yang didalamnya terbagi:
a.       Pemahaman mengenai Pasar Obligasi
b.      Bagaimana Struktur Tingkat Bunga dalam Obligasi
c.       Struktur Risiko Tingkat Bunga
2.      Strategi Pengelolaan Obligasi yang didalamnya terbagi:
a.       Strategi Pengelolaan Pasif
b.      Strategi Imunisasi
c.       Strategi Aktif


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGELOLAAN PORTOFOLIO OBLIGASI
2.1.1 Pemahaman mengenai pasar obligasi
            Menurut Eduardus tendelin (2010;170) Pasar obligasi umumnya akan menarik bila kondisi ekonomi cenderung menurun. Dalam pertumbuhan ekonomi yang lambat, tingkat bunga akan cenderung turun dan harga obligasi akan naik.
            Dalam kondisi ekonomi yang mengalami peningkatan inflasi, suku bunga akan cenderung mengalami peningkatan. Tingkat inflasi nantinya akan mempengaruhi tingkat bunga pasar dan selanjutnya tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi harga dan yield obligasi.
            Pasar obligasi lebih menguntungkan ketika kondisi ekonomi sedang menurun, karena pasar obligasi tidak menyukai adanya peningkatan inflasi yang dapat memberikan dampak negative terhadap nilai rill dari pendapatan tetap yang diperoleh dari obligasi.
2.1.2 Struktur tingkat bunga
            Menurut Eduardus tendelin (2010;170-173) Struktur tingkat bunga adalah hubungan antara waktu jatuh tempo dengan yield untuk suatu kategori obligasi tertentu pada waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu obligsi, maka resiko ketidakpastian juga akan semakin tinggi, sehingga tingkat bunga yang diharapkan juga akan saemakin tinggi.
            Ada tiga teori struktur tingkat bunga yaitu :
1.      Teori harapan
Dalam teori ini tingkat bunga obligasi jangka panjang selama periode akan sama dengan nilai rata-rata bunga jangka pendek dari obligasi tersebut periode yang sama. Misalnya jika seorang investor memegang obligasi selama 5 tahun, maka tingkat bunga jangka panjang yang diharapkan akan sama dengan nilai rata-rata bunga tahunan obligasi tersebut selama 5 tahun. Dengan demikian struktur tingkat bunga akan melibatkan penentuan tingkat bunga yang akan diterima kemudian dan tingkat bunga sekarang.
2.      Teori preferensi likuiditas
Teori ini menyatakan bahwa tingkat bunga akan mencerminkanjumlah tingkat bunga sekarang dan tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan (sama dengan teori harapan) ditambah dengan premi likuiditas (resiko). Semakin lama waktu jatuh tempo suatu obligasi, semakin besar tingkat ketidakpastian yang harus dihadapi investor obligasi. Dengan demikian investor akan lebih menyukai investasi jangka pendek. Sebaliknya perusahaan yang memerlukan dana, lebih menyukai dana pinjaman jangka panjang.
Perebedaan antara teori perferensi likuiditas dengan teori harapan adalah ketidakpastian tingkat bunga yang diharapkan dimasa yang akan datang, forward rate dan estimasi tingkat bunga adalah dua hal yang berbeda karena adanya perbedaan jumlah premi likuiditas yang diberikan.
3.      Teori Preferensi habitat
Teori ini menyebutkan bahwa investor mempunyaipreferensi terhadap sektor maturitas tertentu dan mereka akan beralih ke maturitas lain jika terdapat imbalan yang memadai. Teori preferensi hampir sama dengan teori struktur bunga lainnya yaitu teori segmentasi pasar. Perbedaan teori segmentasi menganggap bahwa investor tidak akan beralih ke sektor maturitas lain meskipun return yang diperoleh relatif lebih besar. Sebagai contoh bank-bank komersial akan cenderung menyalurkan dana pinjaman dalam jangka pendek. Sedangkan perusahaan dan lembaga pengelolaan dana pensiun akan lebih menyukai invesasi surat-surat berharga dalam jangka panjang.

Yield dari obligasi
Menurut Frank J.Fabozi (1999;214) yield (hasil serahan) dari invesasi dalam obligasi harus mencerminkan bunga kupon yang akan dihasilkan ditambah (dikurangi) capital gain (capital loss) yang akan direalisasikan dari kepemilikan obligasi hingga jatuh tempo.
Yield to maturity (hasil serahan pada saat jatuh tempo) adalah ukuran formal yang dipakai secara luas untuk mengukur tingkat pengembalian obligasi. Seperti yang didefinisikan yield to maturity dari obligasi memasukkan bunga kupon dan capital gain atau capital loss, jika obligasi dipegang hingga jatuh tempo.  Yield to maturity didefinisikan sebagai suku bunga yang membuat present value dari arus kas suatu obligsasi sama dengan harga obligasi.
2.1.3 Struktur resiko tingkat bunga
            Menurut Eduardus tendelin (2010;174-175) Struktur resiko tingkat bunga biasanya disebut dengan yield spread, yang diartikan sebagai hubungan antara yield obligasi dengan karakteristik tetentu yang dimiliki obligasi, seperti kualitas, callability, kupon dan mudah tidaknya obligasi diperjualbelikan (marketability). Dengan demikian, adanya struktur risiko tingkat bunga akan menjelaskan mengapa ada perbedaan tingkat yield obligasi dari emiten yang berbeda-beda. Besarnya yield spread dipengaruhi faktor-faktor berikut ini :
1.      Perbedaan kualitas. Untuk mengetahui  kualitas obligasi, kita bisa melihat rating kualitas obligasi yang disusun berdasarkan besarnya resiko kegagalan pembayaran (risk of default).
2.      Perbedaan dalam bentuk call provision. Obligasi yang callable akan memberikan YTM yang lebih tinggi dari obligasi moncallable.
3.      Perbedaan tingkat kupon yang diberikan. Obligasi yang memberikan kupon yang relatif  lebih kecil akan cenderung memberikan return berbentuk capital gain yang lebih besar.
4.      Perbedaan kemudahan diperdagangkan. Ada beberapa obligasiyang dianggap lebih mudah diperdagangkan dibandingkan dengan obligasi lain sehingga obligasi tersebut mempunyai likuiditas yang relatif lebih baik.

2.2 STRATEGI PENGELOLAAN OBLIGASI
            Menurut Eduardus tendelin (2010;176) Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada tiga pendekatan, yaitu pasif, aktif dan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut atau strategi imunisasi. Pemilihan strategi yang akan digunakan sangat tegantung kepada preferensi risiko, pengetahuan tentang pasar obligasi dan tujuan dari investasi yang ingin dicapai oleh investor.

2.2.1  Strategi Pengelolaan pasif
            Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode yang termasuk kategori pasif berdasar pada asumsi bahwa pasar obligasi berbentuk efisiensi semi kuat – jadi harga obligasi sekarang, dipandang merefleksikan semua informasi yang tersedia untuk publik secara kuat. Jadi obligasi dirasakan memiliki nilai yang layak di pasar, memberikan return (hasil) yang setaraf dengan risiko yang terlibat. Sebagai tambahan kepercayaan bahwa obligasi individu tidak salah dihargai (mispriced), investor pasif juga percaya bahwa usaha untuk meramalkan tingkat bunga , secara umum tidak berguna.
            Menurut Eduardus tendelin (2010;176-177) Strategi pasif didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai instrinsiknya. Investor yang menganut strategi pasif, tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan return abnormal. Oleh karena strategi pasif didasari oleh asumsi bahwa harga obligasi sudah ditentukan secara fair maka strategi pasif menggunkan informasi-informasi yang ada sekarang, bukan informasi-informasi yang bersifat estimasi.
            Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi adalah strategi beli dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indexing) pasar.
1.      Beli dan simpan. Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia berniat  untuk tidak aktif melakukan perdagangan. Investor tersebut secara hati-hati memilih obligasi yang akan dibentuk dalam portofolionya dan investor tidak berusaha memperdagangkan obligasi tersebut untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sehingga factor penting dalam strategi beli dan simpan adalah pemilihan obligasi yang sesuai dengan kebutuhan investor.
2.      Mengikuti indeks pasar. Investor tidak akan mampu memperoleh keuntungan abnormal karena harga obligasi sudah mencerminkan semua informasi yang ada. Kondisi tersebut menyebabkan tidak ada satupun investor mampu mendapatkan return yang lebih besar dari return pasar, sehingga investor akan membentuk porofolio yang sesuai dengan kinerja pasar.
2.2.2  Strategi Imunisasi
            Menurut Eduardus tendelin (2010;177-178) Strategi imunisasi adalah strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen risiko tingkat bunga, yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Risiko harga merupakan risiko yang berasal dari hubungan yang terbalik antara harga obligasi dengan tingkat bunga. Artinya semakin rendah tingkat bunga maka harga obligasi akan semakin tinggi. Sedangkan risiko riinvestasi merupakan risiko yang berasal dari ketidakpastian mengenai tingkat investasi terhadap kupon yang akan diterima dimasa yang akan datang.
            Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi. Horizon investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan investasi obligasinya.
            Ada beberapa variasi strategi imunisasi antara lain strategi durasi dan strategi manuritas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu manuritasnya. Strategi manuritas akan berusaha menyamakan waktu manuritas dengan horizon investasi. Sedangkan strategi durasi tidak memperhatikan waktu manuritas tetapi hanya akan berusaha menyamakan durasi dengan horizon investasi. Kedua strategi tersebut  sering disebut dengan strategi penyesuaian horizon.
Menurut william F.Sharpe (1997 ; 12) Imunisasi dilakukan dengan menghitung durasi arus keluar yang dijanjikan dan kemudian menginvestasikan portofolio  obligasi yang memiliki durasi yang sama. Dalam melakukan hal tersebut, teknik ini memanfaatkan pengamatan bahwa durasi portofolio obligasi sama dengan rata-rata tertimbang durasi  obligasi individu  di portofolio.
 Masalah dengan imunisasi yaitu :
1.      Risiko default dan call yaitu imunisasi didasarkan pada asumsi bahwa obligasi tidak akan default dan di call sebelum jatuh tempo jadi obligasi diasumsikan bebas risiko call dan default. Konsekuensinya, jika obligasi portofolio menjadi default stau di call, portofolio tidak akan kebal.
2.      Pergeseran tidak paralel berganda di kurva yield yang tidak horizontal yaitu imunisasi (dan durasi) juga didasarkan pada asumsi bahwa kurva yield horzontal dan tiap pergeserannya adalah paralel dan akan terjadi sebelum pembayaran diterima dari obligasi yang di beli.
3.      Penyeimbangan ulang yaitu merujuk pada penjualan sebagian sekuritas yang dimiliki dan menggantinya dengan sekuritas lain sehingga durasi portofolio sesuai dengan durasi arus kas keluar yang dijanjikan.
2.2.3  Strategi aktif
            Menurut William F.sharpe (1997;1) Metode aktif manajemen portofolio obligasi didasarkan pada asumsi bahwa pasar obligasi sangat tidak efisien , oleh karena itu memberi investor peluang untuk memperoleh return di atas rata-rata.  Jadi manajemen aktif didasarkan pada kemampuan manajer portofolio untuk mengidentifikasi obligasi yang salah dihargai atau menentukan saat yang tepat untuk membeli atau menjual di pasar obligasi dengan meramalkan tingkat bunga secara akurat.
            Menurut Eduardus tendelin (2010;178-179) Perbedaan antara strategi pasif dan aktif dapat dilihat dari data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang diperlukan sudah diketahui pada saat melakukan analisis (tingkat bunga, maturitas, kualitas, dan YTM) tetapi pada strategi aktif data diperlukan belum diketahui dengan pasti karena sifatnya masih estimasi.
1.      Mengestimasi perubahan tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi harga obligasi denga arah terbalik , artinya jika tingkat bunga mengalami kenaikan maka harga obligasi akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan tingkat bunga maka harga obligasi akan naik.
2.      Mengidentifikasi adanya kesalahan harga pada suatu obligasi. Manajer portofolio obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan melaksanakan apa yang disebut dengan bond swaps, yaitu suatu strategi pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkat tingkat return portofolio obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga pada suatu obligasi di pasar.
Oleh karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat maka banyak teknik-teknik pengelolaan portfolio obligasi aktif baru juga bermunculan seperti misalnya interest rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua pihak untuk saling menukarkan aliran kas berdasarkan sekuritas yang bebeda.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penulisan ini yaitu, strategi investasi obligasi terbagi menjadi beberapa strategi yang dapat membantu investor dalam berinvestasi. Strategi ini terbagi menjadi:
1.      Pengelolaan Portofolio Obligasi, dimana terbagi menjadi beberapa bagian agar investor dapat mengetahui bagaimana cara mengelola obligasi dalam membantu investor dalam investasi. Dimana hal ini terbagi menjadi beberapa cara dalam pengelolaan yaitu:
a.       Pemahaman mengenai Pasar Obligasi
b.      Bagaimana Struktur Tingkat Bunga dalam Obligasi
c.       Struktur Risiko Tingkat Bunga
2.      Strategi Pengelolaan Obligasi, dimana hal ini menjadi strategi yang digunakan investor agar mendapatkan risiko yang minimal dan pengembalian yang maksimal, strategi ini melalui berbagai strategi yaitu:
a.       Strategi Pengelolaan Pasif
b.      Strategi Imunisasi
c.       Strategi Aktif








DAFTAR PUSTAKA
Tendelilin, Eduardus . 2010. Portofolio dan Investasi. Kanisius : Jakarta
J.Fabozi,frank. Franco modigliani. Michael G.Febri . 1999 . Pasar & Lembaga keuangan . salemba empat : Jakarta
F.sharpe,william . Gordon J.Alesander . Jeffery V.Balley . 1997 . Investasi jilid 2 . Prenhallindo : Jakarta